Kawin Colong Suku Osing Banyuwangi, Tradisi Unik Sepasang Kekasih yang Tak Kunjung dapat Restu

Reporter : Nasa
Selasa, 1 September 2020 09:35
Kawin Colong Suku Osing Banyuwangi, Tradisi Unik Sepasang Kekasih yang Tak Kunjung dapat Restu
Apa bedanya sama kawin lari?

Di negara seperti di Indonesia, pernikahan adalah sebuah tradisi sakral dan syarat akan makna. Hampir setiap daerah di Indonesia miliki tradisi khas yang berbeda-beda sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.

Biasanya, sebuah pernikahan akan dilakukan setelah keluarga dari masing-masing mempelai saling sepakat dan memberi restu. Kalau tak ada kesepakatan dan restu, hampir dipastikan pernikahan tak akan terwujud.

Tapi ada sebuah tradisi unik yang berasal dari suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur. Namanya adalah tradisi 'Kawin Colong'. Dalam bahasa Jawa, kawin berarti pernikahan, sedang colong berarti mencuri.

Jadi bisa dibilang kalau tradisi kawin colong itu adalah tradisi pernikahan yang dilakukan setelah mencuri atau menculik calon pengantinnya. Kabarnya, tradisi kawin colong asal Banyuwangi ini masih kerap ditemui loh.

1 dari 4 halaman

Kawin Colong Suku Osing Banyuwangi

2 dari 4 halaman

Culik Pasangan Diam-Diam

Biasanya, kawin colong ini dimulai dengan prosesi 'menculik' terhadap calon mempelai perempuan. Nantinya, perempuan tersebut diculik setidaknya selama 24 jam. Dalam kurun waktu itu, para pihak laki-laki harus mengirim Colok ke keluarga perempuan.

Sosok Colok ini dipercaya sebagai penengah antara keluarga calon mempelai laki-laki dan mempelai perempuan. Colok inilah yang menjadi penentu turunnya restu dari keluarga calon mempelai perempuan.

Oleh karenanya, sosok yang dipercaya menjadi Colok haruslah orang yang berwibawa dan berkarisma. Tujuannya tentu adalah untuk mendapat resstu, agar kawin colong bisa berlanjut ke jenjang pernikahan yang sesungguhnya.

3 dari 4 halaman

Kawin Colong Suku Osing Banyuwangi

4 dari 4 halaman

Batal Digelar Jika Colok Gagal

Meski tradisi kawin colong ini terkesan 'memaksa', namun tradisi suku Osing tetap memberikan ruang keputusan bagi keluarga perempuan yang diculik. Jika Colok gagal luluhkan hati keuarga perempuan, maka kawin colong tak bisa lanjut ke pernikahan.

Oleh karena itu, tradisi kawin colong dari suku Osing ini dulunya tak jarang yang menimbulkan ketegangan. Alhasil, tradisi unik ini sudah mulai jarang ditemui. Meski begitu, tradisi unik ini tetap menjadi ciri khas masyarakat suku Osing di Banyiwangi.

Gimana nih guys menurut kamu tentang tradisi unik ini?

Beri Komentar