© Shutterstock.com/g/
Beberapa waktu lalu UNESCO mengumumkan situs kuno Thailand, Si Thep, masuk dalam daftar warisan UNESCO. Si Thep dikenal sebagai kompleks kuno yang terdiri dari kuil, biara, serta bangunan lain.
Situs kuno ini terletak di Provinsi Phetchabun, sekitar 200km di sebelah utara Bangkok. Di situs ini terdapat Khao Klang Nok, sebuah bukit setinggi 20 meter yang mejadi bagian dari tempat bersejarah. Bagian puncak Khao Klang Nok menjadi tempat artefak dan stupa kuno, sheingga lokasi ini sangat dihormati umat Buddha setempat.
Sejak masuk dalam daftar UNESCO, kawasan ini langsung diserbu wisatawan. Dilansir dari South China Morning, setidaknya ada 20.000 ribu turis yang mendatangi Si Thep dan Khao Klang Nok.
Gara-gara hal tersebut, muncul wacana jika Si Thep akan dibatasi. Turis dilarang mendaki situs ini, lantaran warga sekitar marah dengan perilaku turis yang berani memanjat-manjat situs suci mereka.
Bupati Si Thep, Weerawat Wattanawongphreuk buka suara soal wacana pembatasan situs ini dari kunjungan turis.
" Secara pribadi, pelarangan akan membuat tempat kuno ini lebih berharga. Naik ke puncak (bukit) bukanlah apa-apa. Orang-orang hanya ingin memotret pemandangan. Tidak banyak manfaatnya. Lebih baik tetap di bawah dan melihat tempat kuno ini, yang telah dinyatakan sebagai situs warisan dunia," ujar Weerawat.
Dulunya, Si Thep dikenal sebagai kota metropolis budata dan perdagangan yang berkembang pesat. Para arkeolog memperkirakan patung dan beberapa bangunan dibangun selama masa peradaban Dvaravati, sehingga berusia antara 1.500 dan 1.700 tahun.
Lonjakan pengunjung secara tiba-tiba rupanya belum dipertimbangkan oleh pengelola situs ini. Pasalnya, muncul banyak keluhan mengenai tempat parkir, toilet umum, serta restoran yang tidak memadai.
Gubernur Phetchabun, Wison Kositanont, menyadari jika persiapan masyarakat sekitar mengenai layanan fasilitas memang belum cukup. Sebagai salah satu pejabat penting yang mengusulkan penambahan Si Thep ke dalam daftar Unesco, Wison menyarankan warga sekitar untuk melakukan kegiatan yang bisa menjadi pendukung sekaligus daya tarik berkelanjutan di situs kota kuno ini.
Well, gimana menurutmu?