© Shutterstock.com/Eczatasoy
Lesti Kejora diketahaui mendadak kembali ke tanah air saat masih menjalankan ibadah Umroh di Tanah Suci. Hal tersebut disinyalir karena kasus KDRT yang dialaminya terus bergulir hingga menjebloskan sang suami ke penjara.
Karena kepulangannya yang terkesan mendadak, tak sedikit yang kemudian menanyakan waktu Lesti Kejora beribadah Umroh di Makkah. Sebagaimana diketahui, Lesti Kejora dan keluarga berangkat Umroh ke Tanah Suci pada Kamis (6/10) lalu dan sudah kembali ke Indonesia pada Rabu, (12/10).
Satu minggu penuh berada di Tanah Suci untuk menjalankan Ibadah Umroh. Namun banyak yang berspekulasi jika Lesti Kejora terlalu singkat menjalani ibadah di Tanah Suci. Lantas, berapa berapa lama sih waktu yang ideal untuk menjalankan ibadah Umroh?
Pada dasarnya, waktu pelaksanaan ibadah umroh itu relatif bervariasi. Ada yang 9 hari perjalanan, namun ada juga yang sampai 12 hari perjalanan. Masih satu minggu di Tanah Suci, bisa dibilang benar jika ibadah Lesti Kejora terlalu singkat. Akan tetapi, itu semua bukanlah patokan dasar.
Namun, di Indonesia sendiri rangkaian ibadah umrah biasanya dilakukan selama 9-12 hari yang sudah disesuaikan dengan rukun ibadah umroh dan sesuai syariat Islam.
Dilansir dari berbagai sumber pada Jumat, (14/10/2022) berikut ini merupakan waktu-waktu tepat yang biasanya banyak digunakan oleh jamaah Indonesia untuk melangsungkan ibadah Umroh di Tanah Suci.
Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan waktu terbaik untuk melaksanakan Ibadah Umroh. Waktu ini juga merupakan waktu favorit bagi para jamaah, termasuk dari Indonesia, Diazens.
Melaksanakan ibadah puasa di Tanah Suci dinilai yang terbaik bagi umat Islam karena dilipat gandakan setiap pahalanya, dan kemungkinan besar doanya diijabah di Baitullah.
Sebelum dan sesudah Musim Haji
Memasuki bulan Muharram Baitullah jauh lebih lengang setelah bulan Ramadhan yang penuh dan sesak. Selain bulan Muharram, bulan Syawal juga cukup lengang sehingga banyak umat Muslim di Indonesia yang memilih waktu ini.
Bulan Syawal merupakan sebelum musim haji, dan bulan Muharram merupakan pasca musim haji. Di dua bulan tersebut kondisi Mekkah jauh lebih lengang, karena kloter-kloter jamaah haji hanya terpusat di bulan Dzulhijjah.
Bulan Maret-Mei
Arab Saudi memiliki iklim yang sangat berbeda dengan tanah air. Di sana setidaknya ada dua musim yang sangat bertolak belakang yakni musim panas yang suhunya bisa mencapai 45 derajat celcius, dan juga musim dingin yang suhunya bisa melebihi minus 3 derajat.
Musim panas di tanah suci biasa terjadi pada bulan Maret hingga Agustus. Sedangkan musim dinginnya berlangsung di antara September hingga Februari.
Agar terhindar dari musim tersebut, bulan Maret hingga Mei di Arab Saudi diketahui tidaklah terlalu panas ataupun dingin sehingga pas untuk suhu orang Indonesia.
Pada pagi hari di antara bulan tersebut tidak terlalu panas, sedangkan malam hari di bulan-bulan tersebut tidak terlalu dingin. Jadi, Diazens bisa memanfaatkan waktu-waktu terbaik ini untuk beribadah ke Tanah suci.
Awal dan akhir Tahun
Jika masih belum menemukan waktu yang tepat, Diazens bisa manfaatkan akhir atau awal tahun Masehi untuk pergi Umroh. Biasanya, banyak jemaah yang ingin melewati pergantian tahun dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.