Masjid Ini Dihuni Oleh Ratusan Monyet Keramat, Dipercaya Sebagai Perwujudan Santri yang Dikutuk?

Reporter : Bagus Prakoso
Kamis, 7 Mei 2020 16:20
Masjid Ini Dihuni Oleh Ratusan Monyet Keramat, Dipercaya Sebagai Perwujudan Santri yang Dikutuk?
Masjid ini juga menjadi yang tertua di Indonesia.

Masjid Saka Tunggal berada di Banyumas Jawa Tengah yang memiliki banyak fakata menarik. Selain usianya dipercaya sebagai masjid tertua di Indonesia Masjid ini juga menyimpan berbagai macam misteri. Salah satunya adalah monyet keramat penunggu masjid ini.

Bahkan ada yang percaya jika monyet-monyet ini adalah perwujudan dari santri yang dikutuk. Beneran nggak ya. Yuk kita cari tahu kebenarannya!

1 dari 3 halaman

Masjid Saka Tunggal

Masjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas. Masjid ini menjadi daya tarik wisatawan karena ratusan monyet yang menjadi penunggu masjid ini. Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat selama bertahun-tahun.

Ternyata ada legenda di balik keberadaan ratusan monyet keramat penunggu masjid. Dilansir dari berbagai sumber, banyak yang menyebut bahwa monyet ini adalah perwujudan dari para santri yang dikutuk.

Diceritakan pada masa penyebaran agama Islam, Kyai Mustholih mendirikan masjid dan padepokan untuk mengaji. Pada suatu hari, tepatnya di hari Jum'at santri lelaki berkewajiban untuk menunaikan sholat Jum;at. Namun ada beberapa santri yang melanggar dan justru mencari ikan di sekitar masjid.

Karena membuat kegaduhan, para santri yang malah mencari ikan ketimbang sholat itu mengganggu jemaah sholat Jum'at yang lainnya. Melihat hal itu, Kiai Mustholih murka. Seusai Sholat Jumat, ia menghardik para santri yang melanggar itu. Saat itu, ia sempat mengatakan jika kelakuan santrinya itu tak beda dengan monyet-monyet yang nakal dan susah diatur.

Karena sebagaimana legenda kiai zaman kuno yang memiliki daya linuwih, ujaran ini pun menjadi kenyataan, dan santri-santri yang nakal itu berubah menjadi monyet.

2 dari 3 halaman

Tentang santri yang dikutuk menjadi monyet adalah mitos semata

Masjid Saka Tunggal

Soal benar atau tidaknya legenda ini, cerita ini memiliki pesan yang cukup mulia. Bahwasanya yang membedakan antara manusia dengan hewan adalah perilakunya. Apabila manusia tidak memiliki kemanusiaan, akal, dan hati, maka ia tak beda dengan monyet.

3 dari 3 halaman

Menjadi Wisata Cagar Budaya

Masjid Saka Tunggal

Terlepas dari legendanya itu, Masjid Saka Tunggal memang memiliki ciri khas yang berbeda dengan masjid lain. Dinding-dinding masji ini masih terbuat dari anyaman-anyaman bambu. Masuk ke dalam, terdapat saka atau tiang penyangga berukuran 40x40 cm dengan tinggi 5 meter.

Sampai saat ini, masjid Saka Tunggal masih aktif dijadikan sebagai tempat ibadah. Bahkan, Masjid Saka Tunggal saat ini baru terdaftar sebagai cagar budaya. Belum ada yang tahu secara pasti kapan masjid ini dibangun. Namun dari isu yang beredar di Masyarakat, Masjid ini sudah dibangun sejak tahun 1288-an Masehi oleh Kiai Musholih, yaitu tokoh penyebar agama Islam di Banyumas.

Beri Komentar