© Site.lembatakab.go.id
Indonesia memang memiliki beragam tradisi dan budaya dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tradisi-tradisi unik hingga ekstrem, tradisi-tradisi tersebut memang sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang.
Salah satu tradisi yang cukup unik adalah Tradisi Hadok. Tradisi ini adalah tradisi adu tinju antar warga desa demi memperebutkan gengsi mewakili kelompok tertentu. Seperti apa tradisi unik yang satu ini?
Tradisi Hadok ini berasal dari Nusa Tenggara Timur. Melansir dari laman resmi pemerintah Kabupaten Lembata, atraksi tinju ini digelar di beberapa desa di Kecamatan Atedei, Kabupaten Lembata, NTT.
Tradisi Hadok biasanya digelar setelah 'Bako Mehede', tradisi ucap syukur panen pada kebun tertentu atau 'man henadokei'.
Ternyata, pertandingan tinju ini bukan hanya digelar untuk memperingati musim panen saja, melainkan, beberapa warga meyakini jika Hadok adalah ajang pertarungan demi memperebutkan gengsi antar keluarga, kelompok, dan antar desa.
Bahkan, jika ada anggota kelompok yang kalah dalam pertarungan, maka akan ada istilah balas dendam agar memperoleh kemenangan di musim panen selanjutnya.
Hadok dimulai dengan berdirinya 2 orang di tengah weho (arena pertarungan). Dalam pertarungan tersebut, ada wasit yang mengatur waktu tiap ronde.
Pertarungan inipun dilakukan dengan berbagai aturan. Seperti area pukul, bagian yang bisa dipukul hanya perut ke atas dengan sasaran utama adalah wajah lawan. Semakin sering memukul bagian wajah, maka semakin besar pula peluang untuk menang.
Sama halnya dengan tinju profesional, setiap kubu disponsori satu orang promotor dan pendukungnya. Hadok biasanya dimulai dari anak-anak, remaja, baru kemudian orang dewasa.
Para Hadok akan mencari lawannya sendiri saat acara dimulai. Saat semua peserta siap, mereka akan berlari melintasi arena, menemui kelompok lawan dan mencari seseorang yang ia yakini pas untuk dilawan. Pencarian lawan ini dinamakan 'dohu'.
Peserta akan menggosok-gosok bahu lawan sebanyak 3 kali. Bila lawan setuju, ia akan menganggukkan kepala, jika menolak menggelengkan kepala.
Selama pertarungan, penonton akan menyanyikan syair tradisional untuk memeriahkan suasana.
Wasit akan menghentikan pertandingan dan menyatakan seorang menang jika ada peserta yang berhasil menjatuhkan lawan ke tanah dan tak mampu melanjutkan pertarungan.
Selain itu, peserta yang paling banyak memukul bagian wajah atau tubuh lawan, atau lawannya menyerah dengan berlari kembali ke kelompok pendukung, ia dianggap sebagai pemenang.
Nah, itu tadi adalah penjelasan singkat tentang tradisi Hadok. Semoga bermanfaat ya, Diazens!