© Wikimedia.org/Kuebi
Gunung memang salah satu objek wisata yang paling digemari oleh para wisatawan. Sensasi mendaki dengan jarak ratusan meter secara menanjak, kemudian berada di puncak tertinggi dan melihat awan dari dekat memang menimbulkan kepuasan tersendiri.
Nah, di Jerman, ada sebuah gunung unik yang bernama Monte Kali. Yang membuatnya unik adalah gunung ini ternyata bukanlah sebuah gunung. Lalu apa, dong?
Melansir dari Amusing Planet, ada sebuah wisata unik yang berada di kota Heringen Jerman. Namanya adalah Gunung Monte Kali. Meskipun kelihatannya seperti gunung, namun gundukan ini adalah timbunan limbah natrium klorida atau garam dapur. Nggak heran jika gunung ini memiliki warna cenderung putih.
Rupanya, selama lebih dari seratus tahun, penambangan kalium telah jadi industri utama di wilayah Heringen. Dimulai dari pembukaan karya kalium Wintershall yang mulai menambang pada tahun 1903.
Penambangan kalium ini menghasilkan campuran kalium dan natrium klorida, dengan kandungan kalium antara 20 hingga 35 persen. Jadi, untuk setiap ton kalium yang dipulihkan, beberapa ton natrium klorida diproduksi. Namun, natrium klorida dibuang begitu saja di beberapa lokasi di sekitar wilayah tersebut. Jadi, tempat pembuangan ini mengandung hingga 96 persen natrium klorida.
Tumpukan natrium klorida ini terus menumpuk hingga 2014, di area seluas 93 hektar ini telah berisi sekitar 188 juta ton garam, dengan 900 ton dan ditambahkan setiap jam dan 6,4 juta ton pertahun.
Meskipun ini adalah sebuah limbah, Monte Kali menjulang di atas Heringen dan merupakan atraksi wisata yang cukup populer. Bahkan, lebih dari 10.000 pengunjung mendaki gunung buatan tersebut setiap tahunnya.
Dari puncak Monte Kali, kamu akan melihat pemandangan kota Heringen. Tempat ini pun buka setiap hari Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu, serta hari libur nasional. Namun kamu harus membeli tiket dulu di Museum Werra Potash yang ada di daerah Heringen.
Sayangnya, Monte Kali dan timbunan limbah lainnya di kawasan ini telah merusak lingkungan. Sejumlah besar garam telah meresap ke dalam tanah dan mencemari tanah, sungai, dan sumber air di wilayah tersebut.
Bahkan, tanah di sekitarnya hampir tandus dan hanya beberapa tanaman halofit yang tahan garam yang bisa tumbuh di daerah tersebut. Sungai Werra ternyata juga nggak begitu ramah bagi organisme air tawar.