© Flickr.com/Jacques De Vos
Menyelam merupakan salah satu olahraga yang cukup ekstrem. Bagi para pecinta wisata alam memang kurang pas jika belum pernah merasakan menyelam ke dalam lautan dengan pemandangan terumbu karang yang indah.
Meskipun begitu, menyelam membutuhkan keterampilan, pendampingan, dan alat yang memadai agar tetap bisa aman. Pasalnya, jika dilakukan dengan asal, maka justru akan membahayakan nyawa sendiri.
Beberapa tempat di dunia juga menyajikan spot menyelam dengan pemandangan terbaik. Salah satunya adalah Blue Hole. Tak hanya menjadi tempat menyelam dengan pemandangan yang cantik, ternyata Blue Hole menjadi tempat yang mematikan. Bahkan, Blue Hole dikabarkan telah merenggut ratusan penyelam. Seperti apa tempat ini?
Blue Hole merupakan tempat diving yang terletak di pesisir Laut Merah, tepatnya di Dahab, desa kecil di pantai tenggara Semenanjung Sinai, Mesir. Blue Hole sendiri memiliki lebar sekitar 80 meter dengan kedalaman lebih dari 100 meter.
Selain keindahan bawah lautnya, Blue Hole dikenal berbahaya karena konturnya yang tak biasa. Blue Hole tak berbahaya jika kamu menyelam hanya beberapa meter. Yang menjadi masalah adalah ketika kamu menyelam lebih dalam.
Saking berbahayanya tempat ini, Blue Hole memiliki julukan 'divers cemetery' atau 'Kuburan Penyelam' di Laut Merah. Hal ini dikarenakan banyaknya penyelam yang tewas saat diving ke tempat ini. Bahkan, para penyelam yang menyelam di Blue Hole seakan sudah siap mati atau bertaruh nyawa.
Kedalaman Blue Hole sendiri diperkirakan mencapai hampir 1.000 meter. Namun, para penyelam dilarang untuk menyelam hingga kedalaman 100 meter.
Melansir dari Rush Kult, area Paling dangkal di lubang ini hanya tercatat 6 meter yang dinamakan The Saddle. Kemudian, ada lengkungan yang mirip terowongan sepanjang 26 meter di kedalaman 55 meter yang dinamakan The Arch.
Banyak yang meninggal setelah mencoba berenang di The Arch. Terowongan inilah yang menghubungkan Blue Hole dengan Laut Merah.
Saat penyelam mencapai kedalaman lebih dari 55 meter, mereka akan menemukan terowongan batu yang terlihat seperti lengkungan. Airnya sangat jernih seakan menghasilkan kilatan cahaya dari ujung terowongan sehingga terlihat dekat. Padahal, ketika didatangi, penyelam akan semakin berenang ke dalam dan menyebabkan disorientasi.
Di titik tertentu, di terowongan ini, ada arus bolak-balik bawah laut yang sangat berbahaya untuk penyelam. Hal inilah yang membuat penyelam profesional pun berpikir dua kali untuk menjelajah tempat ini.
Tercatat, Blue Hole telah merenggut setidaknya 200 nyawa penyelam. Dan, salah satu penyelam terkenal yang kehilangan nyawanya saat menyelam di tempat ini adalah Yuri Lipski.
Bahkan, kejadian ini terekam oleh kamera ketika ia mendokumentasikan dirinya menyelam dalam The Arch. Jenazah Lipski kemudian ditemukan oleh Tarek Omar, seorang penyelam asal Mesir.
Melansir dari The Guardian, Omar merupakan penyelam yang kerap membantu evakuasi mayat para penyelam yang tenggelam di Blue Hole. Pada 1997, ia mengeluarkan mayat Conor O'Regan dan Martin Gara dari dalam air, yaitu mayat pertama yang ditemukan dari Blue Hole.
Sejak saat itulah, ia telah mengeluarkan lebih dari 20 mayat dalam Blue Hole.
Tarek Omar mengatakan, butuh persiapan matang sebelum menyelam ke Blue Hole, terutama mengukur kemampuan diri dan kedalaman yang hendak dituju.
Meskipun terkenal dengan sebutan 'Kuburan Penyelam', namun Blue Hole masih tetap dikunjungi oleh para penyelam dari seluruh penjuru dunia.
Meski begitu, penyelam yang tak memenuhi syarat dilarang oleh hukum untuk memasuki Blue Hole. Hal ini untuk mengurangi insiden penyelam yang tenggelam di Blue Hole terulang kembali.
Tertarik untuk menyelam di tempat ini?