Pemangku Adat Suku Baduy Sepakat Ingin Wilayahnya Dihapus dari Destinasi Wisata Indonesia

Reporter : Nasa
Selasa, 7 Juli 2020 10:35
Pemangku Adat Suku Baduy Sepakat Ingin Wilayahnya Dihapus dari Destinasi Wisata Indonesia
Mereka juga meminta bantuan pemerintah untuk menghapus data citra satelit kawasan Baduy pada mesin pencarian Google.

Lembaga adat suku Baduy secara mengejutkan menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Surat tersebut berisikan keinginan mereka agar kawasan Baduy dihapuskan dari destinasi wisata di Indonesia.

Mengutip dari laman Liputan6 (07/07/2020), keputusan tersebut dicetuskan oleh Lembaga Adat Baduy dalam pertemuan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (4/7/2020).

Namun demikian, lembaga suku setempat tetap menginginkan kawasan Baduy menjadi cagar alam dan juga cagar budaya. Secara mendetail, lembaga tersebut juga meminta pemerintah membantu menghapus data citra satelit pada mesin pencarian google.

"Ketenangan mereka terusik karena foto-foto kawasan Baduy yang menggambarkan aktivitas sehari-hari mereka sudah tersebar di internet, bahkan orang-orang bisa dengan mudah mencari informasi tentang Baduy di internet," ungkap salah seorang pemangku adat suku Baduy, Jaro Saidi.

1 dari 3 halaman

Suku Baduy Minta Kawasannya Dihapus dari Destinasi Wisata

2 dari 3 halaman

Khawatir Akan Kelestarian Lingkungan

Tingkat pencemaran lingkungan di sana disebut sudah cukup mengkhawatirkan. Masih menurut Jaro Saidi, kehadiran wisatawan di kawasan wisata Baduy ternyata seiring dengan peningkatan pencemaran lingkungan di sana.

" Ini terjadi karena terlalu banyaknya wisatawan yang datang, ditambah banyak dari mereka yang tidak mengindahkan dan menjaga kelestarian alam, sehingga banyak tatanan dan tuntunan adat yang mulai terkikis dan tergerus oleh persinggungan tersebut," keluhnya.

Sementara itu, lembaga adat suku Baduy sudah menitipkan surat terbuka tersebut pada tiga sosok yang sudah dipercaya. Yakni Heru Nugroho, Henri Nurcahyo, Anton Nugroho, dan Fajar Yugaswara. Melalui surat tersebut, diharapkan keinginan mereka bisa dikabulkan.

" Surat terbuka itu terinspirasi dari pandemi ini. Waktu enggak ada (wisatawan) yang datang, mereka menikmati banget," terang Heru.

3 dari 3 halaman

Keinginan suku Baduy tersebut memang terdengar mengejutkan ya. Mengingat suku Baduy sejauh ini telah mampu menarik destinasi wisata domestik maupun internasional. Tapi kalau menilik alasan dari pemangku adat setempat, benar juga ya apa yang mereka sampaikan.

Semoga pemerintah bisa memberikan keputusan yang tepat soal keinginan suku Baduy ini.

Beri Komentar