Pompei, Peradaban yang Hilang, Sejarah, dan Kisah Cinta di Dalamnya

Reporter : Bagus Prakoso
Rabu, 22 Januari 2020 13:00
Pompei, Peradaban yang Hilang, Sejarah, dan Kisah Cinta di Dalamnya
Pompeii dikenal sebagai kota yang hilang karena terkena bencana gunung meletus. Kota ini menyimpan sejarah yang cocok untuk para wisatawan pecinta sejarah.

Gunung Vesuvius meletus sekitar tengah hari pada 24 Agustus 79 Masehi. Letusan itu melemparkan abu panas ke udara dan turun ke kota Pompeii dan Herculaneum. Abu jatuh pada orang dan rumah, menghalangi pintu dan menyebabkan atap runtuh. Itu juga memenuhi jalan, lebih jauh mencegah orang melarikan diri.

Sementara ribuan orang menerjang abu dan melarikan diri, ribuan lainnya tetap tinggal di rumah mereka, di mana mereka meringkuk ketakutan dan menutupi kepala mereka dengan bantal. Bahkan, siapa pun yang selamat dari abu yang jatuh dan atap yang runtuh, sudah mati keesokan paginya ketika aliran piroklastik datang mengalir ke sisi gunung.

Kota Pompeii benar-benar mati dan dilupakan sampai ditemukan pada tahun 1738. Penggali mulai bekerja dan segera menyadari bahwa kerangka orang-orang terbunuh. Dilansir dari listverse.com Selama 79 AD letusan dikelilingi oleh ruang-ruang kosong dalam bentuk apa yang dulunya tubuh mereka. Maka mereka mulai menuangkan plester Paris ke ruang-ruang di sekitar kerangka. Saat ini sudah ada ratusan gips sisa-sisa orang yang mati selama letusan yang terkenal itu. Ada juga sisa-sisa babi dan anjing.

Sekitar 1.150 mayat telah digali dari Pompeii pada 2015. Namun, para sejarawan percaya lebih dari 2.000 orang meninggal di Pompeii. Mengingat bahwa hanya tiga perempat dari Pompeii yang telah digali, mungkin masih ada lebih banyak kerangka di bawah tanah.

1 dari 2 halaman

Sejarah

Pompeii

Dalam masa kejayaan Romawi kuno, Pompeii merupakan kota rekreasi dan pusat bisnis yang sangat makmur. Pompeii juga menjadi kota pelabuhan yang tumbuh dengan cepat di Pantai Naples. Pompeii dibangun di bawah gunung berapi yang aktif dan mematikan, yaitu gunung Vesuvius.

Di masa jayanya kota ini memiliki dua theater, sebuah tempat olah raga yang luas, pasar-pasar, pemandian umum panas dan dingin, suplai air bersih yang tidak ada habisnya, taman-taman yang luas, bangunan-bangunan publik dan rumah yang besar. Banyak di antara rumah-rumah itu yang memiliki pemanas dan kolam renang. Tapi mungkin indikasi terbesar dari kesibukan sehari hari yang padat adalah adanya tidak kurang dari 80 café dan rumah makan di kota tersebut. Jadi, kota ini adalah kota yang mengawali era modern saat ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Romansa yang Diangkat ke Layar Lebar

Pompeii

Bencana yang menimpa Pompeii 79 masehi adalah bencana yang mengerikan hingga merenggut nyawa seluruh warga Pompeii karena letusan gunung Vesuvius. Bahkan Hollywood membuat sebuah kisah romansa antara Milo dan Cassia di Pompeii hingga akhir hayatnya saat bencana terjadi.

Milo (Kit Harrington) adalah seorang budak Celt yang berubah menjadi gladiator yang tak terkalahkan. Kehilangan kedua orang tuanya pada usia 6, ia belajar bertarung dengan sangat baik. Milo ingin membalas Roma atas pembunuhan orang tuanya.

Cassia (Emily Browning) adalah putri dari salah satu keluarga paling kuat di Pompeii. Ayahnya Lucretius (Jared Harris) dan ibunya Aurelia (Carrie-Anne Moss) adalah pasangan kekuasaan yang kaya dan sangat ambisius di garis depan masyarakat Pompeian.

Cassia kembali dari studinya di Roma di mana dia bertemu dengan karavan budak yang membawa Milo ke Pompeii. Ketika itu terjadi kecelakaan pada kereta kuda sehingga salah satu kereta kuda lumpuh. Milo yang dikenal sangat ahli dalam berkuda membantu menenangkan kuda tersebut. Bahkan kuda yang sebelumnya kesakitan tiba-tiba tertidur ketika ditangani olehnya. Sejak saat itu, Cassia merasa jatuh cinta pada Milo.

Corvus (Kiefer Sutherland) adalah Senator Romawi yang kuat dan berkepala dua yang meminta Cassia untuk menikahinya dan namun Cassia menolak.

Dalam film diceritakan mereka berdua tewas saling mendekap satu sama lain ketika tragedi gunung Vesuvius.

Beri Komentar