© Antara / Aloysius Jarot Nugroho
Datangnya bulan Ramadan membuat beberapa kelompok masyarakat menyambutnya dengan berbagai macam cara dan tradisi. Bahkan di Indonesia juga punya beragam cara untuk menyambut bulan suci ini.
Salah satu yang menyambut bulan Ramadan dengan tradisi unik adalah masyarakat Jawa. Mereka punya tradisi bernama Padusan. Tradisi ini telah diwariskan secara turun menurun dari leluhur di Jawa Timur. Seperti apa sih Tradisi ini?
Padusan berasal dari kata adus atau mandi, yang memiliki makna yakni membersihkan jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa. Hal ini dilakukan agar umat muslim bersih secara lahir maupun batin.
Sebenarnya belum ada aturan baku tentang bagaimanan harus melakukan ritual padusan ini. Meskipun begitu, masyarakat biasanya melakukan tradisi ini secara beramai-ramai di sumur ataupun sumber mata air yang luas.
Padusan sendiri merupakan tradisi untuk menyambut datangnya Ramadan. Tradisi ini dilakukan dengan berendam atau mandi di sumber mata air. Namun untuk tetap menjaga agar tradisi ini berjalan sesuai syariat islam, tradisi ini dilakukan dengan memisah antara tempat mandi laki-laki dan perempuan. Para laki-laki tetap mengenakan celana, sedangkan perempuan tetap memakai kain untuk menutup auratnya.
Jika ditelusuri, padusan sebenarnya dilakukan sebagai bentuk merenung dan instropeksi diri dari berbagai kesalahan yang dibuat di masa lalu. Karena itu, ritual ini biasa dilakukan seorang di tempat yang sepi. Dengan melakukannya dalam kondisi sepi dan hening diharapkan akan hadir keyakinan dan kesadaran untuk melangkah menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya.
Namun, telah terjadi pergeseran nilai terhadap ritual ini. Padusan yang harusnya dilakukan seorang diri kini berubah menjadi mandi, keramas atau berendam secara beramai-ramai di satu mata air sehari sebelum menjalani ibadah puasa Ramadan. Pergeseran ini pun akhirnya berubah menjadi komoditi pariwisata.
Beberapa sumber mata air menjadi tempat wisata Padusan dan akan ramai saat menjelang Ramadan.