© 2019 Https://www.diadona.id / @pixabay
Beberapa lokasi wisata memiliki bangunan atau monumen spesial yang menjadi penanda keberadaan mereka. Sebisa mungkin, pemerintah dan pengelola wisata berusaha menjaga situs tersebut agar dapat terus bertahan.
Namun seberapa besar usaha manusia untuk 'menjaga', tetap ada saja berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Seperti yang beberapa saat lalu terjadi pada Notre Dame di Perancis. Dilansir dari Bright Side (09/12), berikut adalah berbagai perubahan yang terjadi pada tempat wisata populer di seluruh dunia.
Sebagai bangunan bersejarah yang telah berdiri sejak berabad-abad lalu, Notre Dame menjadi pusat agama, budaya dan pendidikan bagi Perancis dan seluruh dunia. Sayangnya, di bulan April 2019 tragedi menimpa bangunan bersejarah ini. Api yang menimbulkan kebakaran hebat, membuat mahakarya arsitektur gothic Perancis ini mengalami kerusakan parah.
Di pantai ini terdapat sebuah lengkungan indah yang menjadi landmark negara Maroko. Sayangnya di tahun 2016, lengkungan ini mengalami keruntuhan dan hanya menyisakan tumpukan puing di pantai.
Beberapa bulan sebelum peristiwa ini terjadi, muncul retakan dan batu-batu kecil berjatuhan dari lengkungan ini. Beberapa orang menyalahkan pihak pemerintah, karena dianggap tidak memperhatikan terjadinya kemungkinan runtuhnya landmark tersebut.
Kota Palmyra menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Tak mengherankan, karena kawasan ini memiliki salah satu bangunan keagamaan paling penting dari abad ke 1 dan dunia kuno pada umumnya.
Selama terjadinya perang Suriah di tahun 2015, Kuil Palmyra menjadi salah satu korban. Dengan kuil utama yang hancur dan hanya menyisakan sepasang kolom yang berdiri di tengah-tengah reruntuhan.
Taman Nasional ini sebenarnya menawarkan ekosistem gurun yang unik, ditandai dengan berbagai tanaman yang tidak mudah ditemukan di belahan dunia lain. Sayangnya banyak orang tidak bertanggungjawab yang mengunjungi situs ini. Dengan banyaknya pohon yang terpotong, kemunculan api, jalan setapak yang rusak, bahkan coretan-coretan yang sengaja ditinggalkan. Seorang pengawas mengungkapkan bawah butuh ratusan tahun agar Taman Nasional ini pulih dari kerusakan.
Monumen yang dibuat oleh Edvard Eriksen pada tahun 1909 ini seringkali menjadi sasaran empuk terjadinya aksi vandalisme. Sebenarnya patung ini telah mengalami bentuknya yang asli selama berulang kali. Mulai dari pemenggalan bahkan berulang kali ditutupi dengan cat dan grafiti oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab.
Sebelumnya tempat ini merupakan tempat yang amat hijau dengan beberapa tanaman unik yang menghiasinya. Namun pada tahun 2016, kebakaran menginvasi kawasan hutan. Tak hanya berbagai tanaman yang mengalami kehancuran, pun demikian dengan danau MacKenzie yang berada di kawasan ini.
Tidak mengherankan apabila turis memiliki andil dalam rusaknya suatu kawasan wisata, sebagaimana yang terjadi pada Brimham Rocks di North Yorkshire, Inggris. Di kawasan ini terdapat sebuah batu penyeimbang yang telah terbentuk oleh es dan angin selama jutaan tahun. Batu ini bahkan telah ada sejak sebelum Dinosaurus pertama berjalan di bumi.
Hal yang tak terduga terjadi di tahun 2018, anak-anak menggulingkan batu tersebut sehingga batu tersebut pecah berkeping-keping.
Berbagai perubahan yang terjadi pada situs wisata di dunia, tidak terjadi terjadi begitu saja. Tidak hanya faktor kerusakan alam, namun tingkah laku manusia turut berperan dalam berbagai kerusakan yang terjadi.
Untuk menjaga berbagai warisan tersebut, sudah selayaknya kita menjaga sikap untuk meminimalisir berbagai kerusakan yang mungkin saja bisa terjadi. Semua semata-mata hanya untuk mempertahankan warisan tersebut agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang.